Indonesian Diaspora Network (IDN) Global turut hadir dalam Simposium Nasional “Migration Governance for Sustainable Development” yang merupakan sebuah program kolaborasi antara Kementerian Luar Negeri Indonesia, United Nations Development Program (UNDP), International Organization for Migration (IOM) dan UN Women yang didukung oleh Migration Multi-Partner Trust Fund (MMPTF).
Acara yang berlangsung luring di Fairmont Hotel Jakarta pada Selasa (23/7) ini berfokus pada peningkatan kapasitas pejabat pemerintah di tingkat pusat dan daerah untuk menyusun kebijakan dan program yang responsif gender, berbasis hak, dan mengakui potensi migran, khususnya Pekerja Migran Indonesia, sebagai aktor pembangunan sejalan dengan Kesepakatan Global tentang Migrasi atau Global Compact for Migration (GCM).
“Migrasi merupakan pilihan, yang didorong oleh kebutuhan individu untuk meningkatkan kapasitas dan kesejahteraan. Bagi mereka yang memilih untuk bermigrasi, keterampilan dan pengetahuan yang memadai adalah keharusan. Pemerintah senantiasa upayakan penguatan koordinasi lintas-sektoral dalam penguatan tata kelola migrasi, termasuk melalui pelatihan dan sosialisasi, agar WNI bermigrasi melalui prosedur yang terkelola dengan baik", ujar Direktur Sosial Budaya dan Organisasi Internasional Negara Berkembang Kementerian Luar Negeri Penny Dewi Herasati.
Sementara itu, Kepala Perwakilan PBB di Indonesia Gita Sabharwal mengatakan sangat penting untuk memastikan bahwa kebijakan dan praktik migrasi terus berevolusi untuk menjawab tantangan-tantangan baru. Simposium Nasional ini merupakan kesempatan yang baik untuk memperkuat posisi Indonesia sebagai negara terdepan dalam mendukung tata kelola migrasi dengan GCM.
Adapun proyek ini telah mencapai 3 (tiga) hasil penting. Di antaranya: 1) Memperkuat tata kelola migrasi yang responsif gender. Program ini juga mendukung kemajuan upaya perlindungan dan penguatan sistem peradilan pidana terpadu bagi perempuan pekerja migran korban kekerasan dan perdagangan manusia berbasis gender. 2) Peningkatan kapasitas pemerintah di tingkat daerah. Hal ini untuk memastikan bahwa seluruh pemangku kepentingan pemerintah dapat secara efektif mengelola dan memanfaatkan migrasi untuk pembangunan. 3) Mempromosikan pembiayaan berkelanjutan yang inovatif. Proyek ini telah mengembangkan dan menguji tiga inisiatif pembiayaan inovatif dan pemberdayaan ekonomi responsif gender untuk mendukung pekerja migran memberdayakan kapasitas ekonomi mereka.
Melalui sesi yang bertajuk “Pemanfaatan Pembiayaan Inovatif: Pendekatan Kolaboratif dalam Pemberdayaan Pekerja Migran”, Koordinator Network Development IDN Global Emilio Bisanto mengusulkan terkait adanya pendanaan bagi para PMI agar diberi pembekalan dan pelatihan mengenai ekspor. Hal ini dilakukan agar para PMI dapat berperan aktif dalam memajukan perekonomian Indonesia selain devisa negara.
Selain pembentukan mekanisme pembiayaan berkelanjutan, nantinya proyek ini secara resmi akan meluncurkan dua inovasi yaitu (1) Fitur Chat Bot, yang merupakan fitur tambahan di aplikasi Safe Travel untuk akses cepat bagi perempuan pekerja migran korban kekerasan untuk mencari bantuan dan (2) Aplikasi Juang Mobile, yaitu aplikasi untuk membantu para migran mengelola pengeluaran mereka secara efektif yang diperkirakan akan bermanfaat bagi lebih dari 3 juta pekerja migran Indonesia. (IDN Global)
Comments