Persatuan Warga Indonesia di Victoria (PERWIRA) berkolaborasi dengan komunitas lain menggelar drama teatrikal bertajuk “Princess of Champa” pada Sabtu (20/7) di RMIT Capitol Theatre. Drama berdurasi 2,5 jam ini tidak hanya menampilkan beragam kostum, namun juga dapat kembali menghadirkan nuansa abad ke-15 yang ditampilkan melalui perangkat multimedia modern.
Princess of Champa merupakan bentuk penghormatan terhadap keberagaman dan multikulturalisme. Sebuah kisah yang didasarkan pada cinta, keberanian, dan warisan budaya di wilayah Asia Tenggara khususnya Vietnam. Drama ini kembali menyajikan cerita Kerajaan Majapahit (kini Indonesia), Khmer, Champa, Dai Viet, serta Ayuthays Ava di atas panggung. Tarian yang indah, pencahayaan, multimedia, kostum, alat peraga dan latar belakang sejarah (sebagai teks di layar sebelum setiap segmen), dan dialog dalam Bahasa Inggris membuat para penonton terpesona.
Pernikahan Putri Anarawati yang diperankan oleh Vibuthy Virya dengan Raja Kertabhumi (Raja Majapahit yang terakhir) adalah momen yang menentukan karena drama tersebut mengungkapkan pendidikan dan kemajuan melalui pengaruh positif Anarawati terhadap suaminya. Pertunjukan panggung dengan kuat menelusuri sejarah dan budaya dengan segala ornamen lintas budaya.
Pertunjukan ini merupakan kolaborasi antara komunitas Indonesia, Vietnam, India, Singapura, Malaysia, dan Turki yang menetap di Australia. Panitia penyelenggara mengatakan hal ini sekaligus bertujuan untuk menunjukkan keharmonisan dan kesatuan budaya yang beragam, serta dapat menerapkan rasa hormat terhadap perbedaan budaya di Australia. (SW/ IDN Victoria)
Comments