Pertahankan Bahasa Indonesia Pada Diaspora Muda

Dalam rangka merayakan Bulan Bahasa sekaligus bertepatan dengan Hari Pahlawan, Working Group Education Indonesian Diaspora Network (IDN) Global menggelar dialog interaktif bertajuk “Bahasa Indonesia dan Generasi Milenial” secara online pada Sabtu (11/11). Acara ini sekaligus menindaklanjuti Deklarasi Menduniakan Bahasa Indonesia yang dibacakan saat pelaksanaan Kongres Diaspora Indonesia ke-7 pada bulan Agustus lalu. Dialog yang dimoderatori oleh Sekjen IDN Global Evi Siregar ini fokus membahas seputar upaya untuk mempertahankan penggunaan Bahasa Indonesia, khususnya pada generasi Diaspora Muda.

“Saya mengapresiasi Working Group Education atas terselenggaranya acara ini, karena sangat penting untuk mempromosikan Bahasa Indonesia. Apalagi kini Bahasa Indonesia telah ditetapkan sebagai bahasa resmi UNESCO,” ujar Presiden IDN Global Sulistyawan Wibisono saat memberikan sambutannya.

Berkaitan dengan penggunaan Bahasa Indonesia di luar negeri, Diaspora di Bahrain Amellia Anzeline mengatakan mayoritas pasangan kawin campur yang tinggal di negara di Timur Tengah lebih banyak menggunakan Bahasa Arab atau Bahasa Inggris. Bahkan mirisnya, Amellia mengatakan saat perayaan Kemerdekaan RI banyak anak-anak muda di Bahrain yang merasa asing dan kesulitan saat menyanyikan lagu Indonesia Raya.

Diaspora muda di Taiwan yang mewakili generasi Z, Rahmandika Firdauzha mengatakan Bahasa Indonesia mulai terkontaminasi bahasa asing dan mulai jarang digunakan karena dinilai tidak keren. Sehingga ia mengusulkan agar dalam kegiatan keilmuan termasuk karya ilmiah di luar negeri tetap menggunakan Bahasa Indonesia agar para pembaca atau peneliti lain di luar negeri mulai mempelajari Bahasa Indonesia.

Senada dengan Rahmandika, diaspora milenial di Finlandia Angeline Iskandar mengatakan mayoritas orangtua saat ini menilai Bahasa Inggris lebih penting untuk dikuasai karena berkaitan dengan persaingan global. Selain itu, para orangtua juga khawatir anak akan sulit berintegrasi dengan lingkungan sekitar jika lebih menguasai Bahasa Indonesia di luar negeri. Berkaitan dengan hal ini, mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia UNJ Muhammad Ariefin mengatakan perlu sinergitas antara pengajar bahasa Indonesia dalam dan luar negeri serta Kedutaan Besar RI agar terus dapat mensosialisasikan Bahasa Indonesia di luar negeri agar tetap lestari.

Sementara itu, Direktur Narabahasa dan Wikipediawan Bahasa Indonesia Ivan Lanin mengatakan Bahasa Indonesia ditetapkan sebagai bahasa nasional untuk menjembatani komunikasi bangsa Indonesia yang terdapat beragam suku dan bahasa yang sekaligus sebagai kekayaan

Indonesia. Belajar dari Korea Selatan, Indonesia harus lebih mempromosikan budaya agar makin dikenal di luar negeri yang kemudian akan membuat masyarakat internasional mempelajari Bahasa Indonesia.

Dalam paparannya, Direktur Informasi dan Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri Ani Nigeriawati mengatakan Bahasa Indonesia turut menjadi bagian dari soft diplomacy dalam memperkenalkan Indonesia berikut dengan keanekaragaman budayanya. Salah satu upaya yang dilakukan di antaranya adalah menggunakan bahasa Indonesia di forum internasional seperti KTT G20 dan Konferensi ASEAN 2023. (IDN Global)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *