Testimoni Diaspora di Myanmar

Bagi para diaspora, rasa aman dan keamanan merupakan faktor penting ketika berada di negeri rantau. Lalu bagaimana dan apa yang terjadi dengan mereka ketika suasana aman itu mulai terganggu? Di negeri Myanmar saat ini telah terjadi krisis politik dan juga kemanusiaan. Konflik meningkat seiring munculnya seruan perlawanan kepada junta militer. Sementara, kondisi pandemi Covid-19 pun menuntut penanganan yang serius. Untuk tahu bagaimana perkembangan terkini di sana, kami sajikan testimoni diaspora Indonesia dari Myanmar berikut.

Chairman Board of Advisor IDN Global, sekaligus Managing Director Japfa Comfeed Myanmar, Mark Gerald Eman mengatakan penyebaran Covid-19 di Myanmar memuncak di bulan Juli hingga Agustus dengan positivity rate sekitar 30-40% atau sekitar 5000 an kasus per harinya. Namun memasuki bulan September sudah turun hingga saat ini di level 8-9% atau sekitar 1500-1700 an kasus per hari.

"Myanmar sangat terdampak oleh Covid-19 karena lebih dari 50% dokter dan tenaga kesehatan tidak mau bekerja di rumah sakit dan memilih ikut aksi protes terhadap pemerintah. Distribusi vaksin juga masih sangat sedikit di Myanmar", terangnya.

Krisis ganda di Myanmar juga turut berdampak signifikan terhadap sektor ekonomi. Di antaranya melemahnya nilai tukar mata uang kyat (MMK) Myanmar atau menguatnya nilai US Dollar. Kurs Bank Sentral per 23 September 2021 sebesar MMK 1755/ USD (sekitar Rp. 15.000). Sedangkan di pasaran lebih tinggi yaitu MMK 2040/USD.

Gerald mengatakan kurs lokal Myanmar Kyats dibanding USD yang turun hingga 40% menyebabkan nilai beli barang impor naik minimum 40%, sementara harga penjualannya dalam lokal currency dan hampir seluruh industri di Myanmar sangat tergantung kepada barang impor.

"Dalam hal bisnis dan ketenagakerjaan, dobel krisis ini menyebabkan banyak usaha ekonomi yang melakukan pengurangan skala usaha, bahkan ada yang harus tutup karena bangkrut. Dampak dari semua ini adalah terjadi pengurangan tenaga kerja atau bahkan PHK. Banyak juga perusahaan asing yang menghentikan usahanya di Myanmar." ujar Temmy Wiradjaja, General Manager di salah satu bisnis otomotif di Myanmar.

Terkait kondisi masyarakat Indonesia di Myanmar, Counselor Economic Affairs, KBRI Myanmar Bambang Witjaksono mengatakan meski WNI tidak secara langsung menjadi sasaran yang sedang bertikai, namun turut terkena dampaknya. Jika sebelumnya ada sekitar 700 WNI yang berada di Myanmar, kini tinggal sekitar 250 orang. Sebagian besar di antaranya sudah kembali ke tanah air secara bertahap.

"Perlindungan secara khusus tidak ada, tetapi pihak KBRI memberikan fasilitas dan bantuan kepada WNI, termasuk dalam menyiapkan tempat evakuasi ketika situasi tidak aman. Selain itu ada juga dibentuk Pusat informasi untuk WNI melalui jaringan WA dan Telegram group dengan berkoordinasi bersama KIM (Kerukunan Masyarakat Indonesia-Myanmar)," ujar Bambang.

Untuk penanganan Covid-19 Bambang mengatakan pemerintah Myanmar telah memberlakukan lockdown terbatas di beberapa daerah, pemberian vaksinasi, dan juga donasi (seperti bantuan tunai langsung dan sembako). Hingga kini total yang sudah divaksin sebanyak 4,87 juta orang. Jenis vaksin yg digunakan adalah AZ dari India dan Sinovac dari China.

"Secara umum Tatmadaw (junta militer) dapat dikatakan masih menguasai dan mengendalikan keamanan dan ketertiban. Secara sporadis memang masih terjadi peledakan baik di Yangon maupun di beberapa daerah lainnya. Di Yangon sendiri saat ini kondisi lebih aman dan kondusif. Namun bank dan kantor pemerintah masih banyak yang tutup karena pegawainya banyak yang ikut gerakan CDM (gerakan mogok melawan pemerintah)," imbuhnya.

Para diaspora berharap krisis yang terjadi dapat segera berakhir. Myanmar sejak awal tahun 2021 dikabarkan mengalami gejolak politik. Situasi berawal ketika pasukan junta militer Myanmar melakukan kudeta pada tanggal 1 Februari 2021, pengambilan kekuasaan dari pemerintahan yang sah setelah kemenangan pemilu, Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) dengan pimpinan Suu Kyi. Kudeta ini kemudian memicu protes besar dari berbagai lapisan masyarakat sipil dan ditanggapi pasukan militer dengan tindakan yang brutal. (IDN Global)

berita terkait

PMI di Masa Covid-19: Tantangan, Kontribusi, dan Harapan
18 Augustus 2021

Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah menyampaikan, salah satu upaya..

Baca Selengkapnya
Dampak Signifikan OpenSID Untuk Mewujudkan Desa Digital
28 Maret 2023

Setahun berselang pembentukan Working Group Diaspora Bangun Desa (WG DBD), pr..

Baca Selengkapnya
Congress of Indonesian Diaspora 6
01 Augustus 2021

Pandemi Covid-19 telah membawa berbagai perubahan di dunia. Di Indonesia, Cov..

Baca Selengkapnya