Penyusunan Naskah Akademik RUU Dwikewarganegaraan

Penyusunan Buku Putih (White Paper) perjuangan Diaspora Indonesia untuk pengesahan UU Dwikewarganegaraan oleh Working Group Imigrasi dan Kewarganegaraan (WGIK) IDN Global telah rampung. Penyerahan Buku Putih dari WGIK kepada Executive Board IDN Global ini berlangsung secara daring pada Sabtu (25/3).

Ketua WGIK Herman Syah mengatakan Buku Putih ini disusun untuk mendukung pembuatan naskah akademik dalam pengajuan RUU Dwikewarganegaraan. Dalam Buku Putih ini, tertuang sejumlah data berikut informasi dan aspirasi Diaspora Indonesia mengenai RUU Dwikewarganegaraan.

“Data dan informasi ini kami kemas dalam bentuk buku sehingga mempermudah para pemangku jabatan dan masyarakat umum untuk mengaksesnya. Harapannya, Buku Putih ini dapat ditindaklanjuti dengan pembuatan Naskah Akademik. Rencananya, IDN Global akan bekerjasama dengan Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta dalam pembuatan naskah tersebut,” papar Herman Syah.

Vice President Working Group IDN Global Ibnu Munzir mengatakan sangat mengapresiasi tim WGIK yang berhasil menyelesaikan Buku Putih yang diharapkan dapat bermanfaat tidak hanya oleh pemangku kepentingan, namun juga para pemerhati Dwikewarganegaraan.

Dalam sambutannya, Presiden IDN Global Kartini Sarsilaningsih mengatakan aspirasi Diaspora atas Dwikewarganegaraan adalah suatu keniscayaan karena ikatan darah dan batin dengan Indonesia tidak akan sirna kendati menetap di luar negeri.

"Buku Putih ini memberi gambaran jelas tentang tantangan dan harapan Diaspora terkait kewarganegaraan ganda. Tentunya, Buku Putih ini juga memberikan rekomendasi dan solusi yang konstruktif dari kacamata para Diaspora," imbuh Kartini.

Sementara itu, Diaspora Indonesia di Bristol sekaligus pejuang Kewarganegaraan Negara terbatas bagi anak hasil perkawinan campur Enggi Holt mengusulkan dalam penyusunan naskah akademik perlu melihat dari sisi masyarakat dan pemerintah Indonesia.

“Perlu dijabarkan lebih rinci manfaat Dwikewarganegaraan bagi masyarakat dan pemerintah Indonesia, karena perdebatan ini belum pernah disimulasikan” ujar Enggi.

Enggi mengatakan jika pemerintah mengkhawatirkan Dwikewarganegaraan akan berdampak pada keamanan negara, hal ini bisa diantisipasi dengan pilot project Dwikewarganegaraan bersama satu negara terlebih dahulu. Misalnya dengan negara Belanda. Ia juga menambahkan IDN Global juga perlu merangkul Diaspora Indonesia muda sebagai generasi emas 2045 mendatang. Ini bisa menjadi sebuah langkah strategis mengingat pengajuan RUU Dwikewarganegaraan membutuhkan waktu yang tidak singkat.

Sejak Kongres Pertama Diaspora Indonesia Sedunia di Los Angeles, Amerika Serikat, di bulan Juli tahun 2012, isu kewarganegaraan ganda ini menjadi hal utama yang diangkat untuk diperjuangkan. Sepuluh tahun sudah berlalu, beberapa perubahan peraturan memang terjadi, namun perjuangan tetap harus dilanjutkan. (IDN Global)

 

berita terkait

Bincang Hangat Diaspora Dan Wakil Ketua DPR-RI
21 Augustus 2020

Dalam upaya meningkatkan hubungan antara diaspora Indonesia dengan lembaga le..

Baca Selengkapnya
Newsletter IDN Global Edisi September 2020
30 September 2020

Halo rekan2 Diaspora Indonesia di seluruh dunia, 

Kegiatan-keg..

Baca Selengkapnya
Newsletter IDN Global Edisi April 2022
01 Mei 2022

Halo rekan-rekan diaspora Indonesia di seluruh dunia, 

Kabar D..

Baca Selengkapnya