Mengenal Penyakit Monkeypox dan Antisipasi Penyebarannya
22 September 2022
Virus cacar monyet sempat ditemukan di Indonesia beberapa waktu lalu sebanyak 1 kasus dan terkonfimasi sudah sembuh berdasarkan hasil PCR negatif oleh Kementerian Kesehatan. Ketua Satgas Monkeypox IDI Dr. Hanny Nilasari mengatakan penyakit cacar monyet dapat teridentifikasi dengan ruam akut (papula, vesikel dan/atau pustula).
“Gejala yang ditimbulkan antara lain sakit kepala, demam akut lebih dari 38,5 derajat Celcius, kelenjar getah bening membesar, nyeri otot, sakit punggung dan lemahnya tubuh”, ujar Dr. Hanny saat menjadi pembicara dalam webinar “Mengenal Penyakit Monkeypox dan Penatalaksananya” yang diselenggarakan oleh IDN Kuwait bekerjasama dengan KBRI Doha, Perhimpunan Dokter Indonesia Timur Tengah (PDITT) dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) pada Jumat (16/9).
Dr. Hanny juga menyarankan agar tenaga kesehatan mendukung dilakukannya contact tracing, apabila ada kasus dengan konfirmasi Monkeypox untuk menurunkan resiko penyebaran infeksi.
“PB IDI juga menyarankan agar tenaga kesehatan melakukan edukasi terhadap masyarakat mengenai gejala, penularan dan pencegahan infeksi Monkeypox”, imbuh Dr. Hanny.
Sementara itu, Perawat senior di Rumah Sakit Penyakit Menular Kuwait, Dudih Hidayat yang juga turut hadir sebagai pembicara meminta semua pihak mencegah penularan Monkeypox dimulai dari rumah sesuai tata laksana yang berlandaskan protokol kesehatan.
“Ketika rumah sakit sudah tidak bisa menampung lagi, kami akan melihat kriteria dari pasien ini. Jika relatif ringan, maka pasien akan dianjurkan untuk karantina di rumah saja,” ujarnya.
Dalam mencermati tata laksana pencegahan infeksi cacar monyet, keluarga harus menyiapkan setidaknya satu tempat untuk pasien melakukan karantina mandiri di rumah.
Data kasus Monkeypox menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC) per 12 September 2022 menunjukkan bahwa di dunia ada 54.911 kasus. Di Asia Tenggara, cacar monyet muncul di Filipina sebanyak 4 kasus, Singapura 16 kasus, Thailand 7 kasus dan Indonesia sebanyak 1 kasus terkonfirmasi, meskipun memiliki 23 kasus suspek. (IDN Global)